Hamil,,

Alhamdulillah genap sudah 9 bulan istri saya hamil, sudah hampir semua `ritual` seorang ibu hamil terlewati. Dua bulan pertama, muntah2 tak karuan. Tak ketinggalan pula morning sick menjadi ritual wajib di pagi hari. Ya, sang suami tak tega pula akhirnya ikut tidur terus,, hahahaha. Bagi para suami tak perlu takut karena sekali lagi itu adalah ritual,

orang bilang bawaan orok.

Empat bulan usia kehamilan, istri saya mulai sadar nafsu makannya kembali. Dan di saat itu suami harus tanggap, sodorin semua jenis makanan yg biasa dia sukai. Tapi ingat, perhatikan juga kandungan gizinya. Dalam kasus saya, masa empat bulan kemarin kebetulan istri pas lagi di Bandung, so variasi makanan lebih banyak daripada di Kalsel sini, hahahahaha. Pada usia ini bentuk perut masih tak tampak seperti ibu hamil, masih datar. Tapi, sbenarnya ketika empat bulan ini ruh si anak sudah ditiupkan ke dalam jasadnya, Subhanallah. Tak salah juga ketika ada orang yg melakukan tasyakuran usia kehamilan empat bulan, dan lagi-lagi pas sedang di Bandung jadi gak repot empat bulanannya.

Usia lima bulan, enam dan tujuh bulan merupakan awal terasa pembesaran perut. Ukuran baju yg sbelumnya cukup, jadi kecil, zzzzz, repot dah. Pada masa ini si ibu hamil jangan terlalu banyak aktivitas. Konon kebanyakan yg keguguran ya pada usia tersebut. Jika selamat, lahir anak di usia tujuh bulan dikatakan premature, semoga tidak terjadi pada rekans pembaca juga, amin. Tujuh bulan menjadi bulan akhir penguatan kandungan tersebut. Jika terlewat fase tujuh bulan, insya allah tinggal menunggu masa kelahiran. Jangan lupa cek posisi bayi, bayi kepala di atas otomatis si ibu harus sering nonggeng, hehehe. Makanya sering ada tasyakuran nujuh bulanan sebagai bentuk syukur terlewatinya fase penguatan janin. Dan lagi2 tasyakuran ini diadakan di pulau jawa, kali ini di Purwakarta tempat tinggal keluarga saya, alhamdulillah.

Walhasil, sekrang tinggal nunggu masa kelahiran dengan posisi kepala si bayi sudah tepat di jalur yg sesuai. Wish us luck guys,, dah,,