Sesuatu pasti ada hikmahnya….

Tentu kita semua setuju bahwa segala sesuatu yang kita peroleh adalah pemberian Tuhan kepada kita. Akan tetapi, kadangkala terbesit di hati kecil kita rasa tidak menerima atas semua pemberian Tuhan tersebut. Padahal semua yang telah Tuhan berikan kepada kita adalah yang terbaik untuk kita, boleh jadi yang kita harapkan justru hal buruk bagi kita.

Dari kenyataan tersebut, orang tua dulu sering memberikan nasehat kepada kita agar jangan langsung menghukumi jelek segala pemberian Tuhan. Orang tua dulu selalu bilang, sesuatu pasti ada hikmahnya. Teringat pada suatu cerita zaman dahulu kala tentang pandangan baik (husnudhon) seseorang terhadap apa yang dia terima.

Alkisah ada seorang raja yang hidup bersama para menterinya. Dari sekian banyak menterinya, ada satu menteri yang sangat dipercayai oleh beliau. Kemanapun Raja tersebut pergi, pasti menteri itu menemani. Ke medan perang, tempat perundingan, pasar-pasar, bahkan untuk berburu hewan. Suatu ketika, terjadilah peperangan yang menimpa kerajaan tersebut. Seperti biasa, Raja itu-pun berperang ditemani menterinya yang sangat dia percayai. Akan tetapi, malapetaka terjadi ketika perang sedang berkecamuk. Tak sengaja, senjata menteri tersebut malah mengenai salah satu jari tangan sang Raja. Lebih parahnya lagi, ternyata senjata tersebut telah diberi racun agar korban bisa dengan cepat berakhir ajalnya. Tak menghiraukan kejadian tersebut, sang Raja terus bertempur sampai akhirnya meraih kemenangan. Setelah tiba pulang dari peperangan, tiba-tiba mulailah terasa sakit di jari sang Raja.

Dengan bantuan perawatan Tabib (red:Dokter) kerajaan, akhirnya sang Raja masih bisa hidup namun dengan beberapa persyaratan. Tabib memberitahukan jika Raja ingin tetap hidup maka jari tangan sang Raja yang telah kena racun harus dipotong. Mendengar kenyataan tersebut, maka marahlah Raja kepada sang menteri yang telah melukai tangannya itu, sekalipun tanpa sengaja. Maka dengan dipotongnya jari tangan sang Raja, dipecat pula lah menteri kesayangannya tersebut. Sang Menteri ini, justru tidak marah dan menerima apa adanya, karena dia yakin segala sesuatu yang dia terima pasti ada hikmahnya.

Terbiasa dengan pengawalan menteri di dekatnya, akhirnya Raja tersebut memilih salah satu dari sekian banyak menterinya untuk menjadi menteri kepercayaannya. Suatu waktu, sang Raja mengajak para menteri untuk berburu. Sial menimpa Raja ketika itu, Raja terpisah dari rombongan menteri dan tersesat entah kemana. Tak sengaja malah sang Raja memasuki daerah musuh, dan jadilah dia seorang tawanan. Setiap penyusup di Kerajaan musuh tersebut harus dihukum mati, walaupun seorang Raja. Akan tetapi, ketika akan dipancung mati, terlihat jari sang Raja yg telah putus. Karena ada cacat fisik, akhirnya Raja tersebut tidak jadi dipancung, dan segera setelah itu dia dilepaskan.

Setelah pulang ke Kerajaan dia, dan tentunya dengan keadaan selamat Sang Raja merasa bersalah karena telah memecat sang mentri kesayangan dia sebelumnya. Justru karena dialah Sang Raja malah selamat dari maut. Karena merasa bersalah, akhirnya raja tersebut memanggil menteri yg dipecatnya. Tak lupa, Sang Raja pun sangat berterima kasih dan menceritakan kisah penawanan dirinya. Tak disangka, malah menteri tersebut yang berbalik terima kasih karena Sang Raja pernah memecatnya dulu. Pusing dengan ucapan terima kasih-nya si menteri akhirnya Raja pun bertanya kenapa malah dia yang berterima kasih. Sang mentri pun menjawab :”Jika tempo hari Engkau tidak memecat saya, maka saya yakin saya akan ikut tersesat bersama Raja. Dan jika saya tersesat dengan kondisi fisik saya lebih utuh, maka saya lah yang akan dipancung”. Mendengar jawaban si Menteri tak henti-hentinya Raja tersebut mengucapkan bangga karena bijaknya menterinya tersebut.

Jelas bukan, segala sesuatu pasti ada hikmahnya…..

Kategori Blogroll

Tinggalkan komentar

search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close